JAKARTA, Cybernewsnasional.com – Ketua OKK GibranKu, Arief Gybe, angkat bicara menanggapi pernyataan kontroversial Geizs Chalifah yang menyebut Sekjen GibranKu, Pangeran Mangkubumi, sebagai “penjilat luar biasa” bahkan “tolol”. Menurut Arief, komentar Geizs bukanlah bentuk kritik konstruktif, melainkan serangan personal yang jauh dari etika diskusi demokratis.
“Ini bukan kritik konstruktif, tapi pelecehan verbal yang mengabaikan fakta. Sekjen kami berbicara dalam kapasitas sebagai representasi anak muda, yang mendukung kepemimpinan anak muda dalam kancah politik nasional,” tegas Arief, Kamis (19/6/2025).
Pernyataan Geizs sebelumnya muncul sebagai reaksi terhadap dukungan Pangeran Mangkubumi terhadap peran Gibran Rakabuming Raka dalam proses regenerasi politik nasional. Namun, Arief menegaskan bahwa dukungan tersebut bukanlah bentuk pembelaan membabi buta, melainkan wujud penyampaian aspirasi generasi muda.
“Pangeran menyampaikan bahwa sudah saatnya generasi muda diberi ruang. Itu pernyataan ideologis, bukan penjilatan,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Arief juga mengajak semua pihak untuk menjaga etika dalam menyampaikan kritik. Ia menyayangkan penggunaan istilah-istilah kasar yang dinilainya hanya merendahkan kualitas wacana publik.
“Menyebut orang lain ‘tolol’ atau ‘penjilat’ hanya menurunkan standar diskusi kita. Jika memang tak setuju, sampaikan argumen, bukan caci maki,” tandasnya.
Lebih jauh, Arief menyampaikan bahwa pernyataan Sekjen GibranKu mengenai isu desakan pemakzulan terhadap Gibran oleh sejumlah purnawirawan TNI adalah bentuk keberanian menyuarakan pendapat dalam sistem demokrasi.
“Justru Sekjen mengangkat isu strategis secara terbuka. Ini wujud tanggung jawab politik, bukan keberpihakan buta. Kami menyambut semua kritik yang berbasis gagasan dan data, tapi kami juga akan berdiri tegas melawan narasi destruktif yang hanya ingin menjatuhkan pribadi tanpa dasar,” pungkasnya. (Ups)
