KOTA TANGERANG, Cybernewsnasional.com — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menggelar kegiatan Sekolah Intelektual Revolusioner dengan tema “Berpikir Kritis Bergerak Progresif”.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk seminar dan forum diskusi grup dengan menghadirkan narasumber dari kalangan negarawan hingga aktivis nasional, dijadwalkan selama 3 hari, mulai 4 hingga 6 Juli 2025 di Ruang Auditorium Jenderal Sudirman, UMT.
Presiden Mahasiswa UMT, Muhammad Asrul menjelaskan kegiatan Sekolah Intelektual Revolusioner dibuat secara 2 variabel yakni dari perspektif negara dan aktivis, yang diikuti sebanyak 500 peserta, baik dari UMT dan universitas lain, diantaranya ada dari Sukabumi bahkan dari UIN Padang.
“Kita lakukan diskusi dengan dua variabel, pertama dengan perspektif negarawan dan juga aktivis, tujuannya ini untuk mempertajam pisau analisis di mahasiswa atau peserta dalam memandang sebuah isu atau mengkaji sebuah isu, memberi isu yang solutif.” Kata Asrul, di sela acara berlangsung. Jumat (04/07/2025).
Baca Juga: UMT Bebaskan Biaya Ratusan Mahasiswa di Tahun Ajaran Baru
Menariknya dalam kegiatan ini selain tema yang diangkat, Narasumber yang dijadwalkan hadir oleh BEM UMT adalah tokoh negarawan dan aktivis yang mumpuni, diantaranya Wakil Gubernur Banten Achmad Dimyati, Maruarar Sirait selaku Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman bahkan Ganjar Pranowo masuk dalam jadwal selaku tokoh negarawan. Di sisi Aktivis, dijadwalkan diantaranya Adian Napitulu, Ray Rangkuti, Jumhur Hidayat dan banyak lainnya.

Menurut Asrul, mengundang negarawan dan aktivis dianalogikan ini kanan dan kiri, dan mahasiswa diharapkan bisa menjadi kritis nantinya dalam melihat persoalan di tengah masyarakat dengan benar.
“Mahasiswa berada di posisi untuk memandang sebagai perspektif kritisisme, untuk melihat bagaimana kita memandang isu agar tidak mudah termakan hoaks termakan tipu daya khususnya hari ini,” terang Asrul.
Sementara itu, dalam acara Wakil Gubernur Banten mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh BEM UMT, menurutnya para mahasiswa ini sudah belajar politik walaupun disiplin ilmunya berbeda-beda, bahkan Ia menilai para peserta dalam kegiatan ini adalah calon pemimpin Masa Depan.
“Mereka calon Pemimpin masa depan, Jadi estafet kepemimpinan kepada Mahasiswa dan mereka sudah mulai belajar politik. Walaupun disiplin ilmunya beda-beda, tidak semua anak-anak itu mau berorganisasi ini yang Kita dukung,” Ucap Wakil Gubernur Banten, Achmad Dimyati saat diwawancarai awak media.

Di depan ratusan peserta, Dimyati dengan semangat memberikan materi bagaimana mahasiswa harus mengawasi kinerja Pemerintah, khususnya Organisisi Perangkat Daerah (OPD) yang Ia Pimpin di Pemerintahan Provinsi Banten.
“Saya berikan cluenya, saya sampaikan agar mereka punya pegangan, ini yang menjadi bahan kritis dan langkah. Saya senang mereka awasi Kita, awasi Saya, awasi Pak Gubernur awasi OPD-OPD Saya, kalau ada yang menyimpang Kasih Tahu Saya, kalau gak mau dikasih tahu, Demo.” Ucapnya usai memberikan materi.
Keberlangsungan kegiatan Sekolah Intelektual Revolusioner ini tak lepas dari dukungan pihak Kampus UMT, Wakil Rektor UMT, Dr. Enawar mengungkapkan, pihaknya selalu mensupport gerakan BEM UMT yang tidak hanya artifisial, tetapi benar-benar dari perenungan dan kegelisahan atas pengelolaan negara yang dirasakan langsung oleh mahasiswa.
“Targetnya bahwa sekolah intelektual revolusioner ini harus suistainable tidak boleh berhenti sebagai sebuah workshop atau sebuah seminar,” ucap Enawar.
“Sebab gerakan-gerakan yang dilakukan sustain itu indikator bahwa gerakan dari sebuah konsep yang jelas, artinya bukan tindakan sporadis improvisasi, tapi terukur terkelola tidak seperti sumur tanpa dasar.” tandasnya. (Ups)