Diduga Limbah Pabrik SCG Cemari Air di Lingkungannya, Puluhan KK di Kampung Pagleseran Keluhkan Gatal-Gatal

SUKABUMI, CYBERNEWSNASIONAL.COM –  Sebanyak 85 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Pangleseran Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi mengalami gatal gatal kulit.

Keluhan warga ini diduga dari pencemaran limbah pabrik PT Siam Cement Grup (SCG) yang mengotori sumur warga.

Posisi kampung ini memang letaknya persis berdampingan dengan SCG. Selain gatal gatal kulit yang disebabkan sumur menjadi butek juga warga mengalami gangguan pernafasan.

Ketua Rt 4 di RW V Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi Ece Supriyadi didampingi Ketua Rw. Ani Endriyani mengungkapkan, sejak
adanya pabrik semen yaitu PT SCG (Pabrik Semen Jawa) beroperasi, air yang ada di sekitar pabrik yang sangat berdekatan dengan masyarakat, sangat tidak layak kosumsi.

“Dari 85 KK yang ada di Rt 4 hampir semuanya mengalami penyakit kulit, dan ispa,” ungkap Supriadi kepada awak media belum lama ini.

Hal senada diperkuat oleh keterangan Ketua RW setempat bernama Ani. Menurut Ani wilayah yang paling terdampak ada di Rt3 dan Rt 4.

“Sejak adanya pabrik tidak ada pengulangan yang serius berkelanjutan dalam mengulangi permasalahan ini,” katanya.

“Masyarakat sangat berharap ada perhatian terhadap warga terutama konvensi kesehatan,” timpal Ece.

Lebih lanjut Ece mengatakan, pihak SCG hanya sebatas memberi janji tanpa bukti.

Masih menurut Ece, sampai saat ini warga tidak pernah menerima konvensi layanan kesehatan yang dijanjikan SCG.

“Perusahaan pernah menjanjikan mengakomodir warga terdekat untuk bekerja, namun nyatanya mayoritas karyawan disana merupakan warga luar wilayah. Warga melalui ketua RW ingin pembangunan posyandu untuk pusat kesehatan masyarakat,” kata Ece.

Terkait keluhan warga atas wabah gatal gatal dan Infeksi Pernapasan Akut (Ispa) yang diduga efek dari limbah SCG yang bocor, pihak SCG melalui tim CSR mengaku belum menerima laporan pengaduan warga.

Dihubungi melalu telepon selulernya Manager CSR SCG Indra menjawab melalui WhatsApp akan mengirimkan timnya untuk memberikan keterangan dan meninjau lokasi.

Sabtu, (28/05/2022) salah satu staf Indra bernama Iis menjawab melalu pesan WhatsApp. Menurutnya kasus serupa sempat terjadi beberapa tahun silam. Namun untuk saat ini Iis mengaku belum menerima laporan.

“Dengan keluhan sama kami bawa warga ke RSUD Bunut sampai sembuh. Saat ini kami belum menerima laporan pengaduan,” katanya.

(Achmad Zazuli)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.