KTH Ciwareng  Desa Bayureja Diduga Menyalahi Program KBR

Bibit tanaman Alpukat milik KTH Ciwareng yang diduga bukan hasil penyemaian.

Majalengka, CYBERNEWSNASIONAL.COM – Salah satu Kelompok Tani Hutan (KTH) penerima bantuan program Kebun Bibit Raya  (KBR) dari Kementerian lingkungan hidup dan Kehutanan adalah KTH Ciwareng Desa Bayureja Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat.

KTH Ciwareng sendiri  diketuai oleh Nata selaku Bendahara Rustam dan Sekretarisnya Didi Yuhendi dan pada tahun 2021 ini kelompok tani tersebut dapat bantuan sebesar Rp.100 juta.

Bantuan tersebut nantinya akan dibelikan benih  bibit penyemaian dan juga pemeliharaan serta perawatan bibit.

Sedangkan pencairan bantuan sendiri menurut ketua KTH Ciwareng, Nata dibagi tiga kali pencairan. Kelompok  KTH Ciwareng sendiri baru menerima pencairan tahap 1 sebesar Rp.40 juta.

Dari pengakuan Nata saat diwawancara melalui telepon selulernya beberapa hari lalu mengatakan. Dari nilai bantuan sebesar Rp.40 juta pihaknya telah membelikan benih biji  bibit sengon sebanyak 2 kilo dengan harga Rp.4,5 juta.

Sedangkan untuk bibit lainnya seperti bibit nangka, pete, mangga dan alpukat ia beli yang sudah jadi atau sudah tumbuh. Dari penjual bibit yang ada di Desa Pajajar dengan harga perbibitannya Rp 15 ribu.

” Pembelian bibit – bibit itu bersama-sama dengan pendamping dari Dinas Kehutanan dan beli bibitnya dari Pajajar dengan harga Rp.15 ribu perbibitannya,” ujar Nata.

Dikatakannya, bahwa dari bibit – bibit yang sudah dibelinya, Nata mengaku sudah mencukupi atau sudah mencapai target. Kewajiban pengadaan bibit untuk KTH Ciwareng sendiri yakni 35 ribu bibit yang terbagi 4 jenis bibit.

Dari pantauan awak media kelokasi penyemaian bibit yang ada di blok 4 desa Bayureja tersebut. Terlihat KTH Ciwareng sudah menyiapkan beberapa jenis bibit diantaranya, bibit pete sebanyak 400 bibit, mangga 350 bibit, alpuket 250 bibit dan sisanya bibit sengon hasil penyemaian.

Menurut salah satu anggota KTH Ciwareng yang saat itu sedang berjaga dilokasi penyemaian bibit mengatakan. Perkiraan dirinya harga bibit dari mulai bibit mangga sampai alpukat tersebut tidak jauh dari Rp.5000 sampai Rp.7000 ribu rupiah perbibitnya.

” Ya perkiraan sih harga bibit yang sudah dibeli itu tidak jauh dari Rp 5000 sampai Rp.7000 ribu perbibitannya,” jelas salah satu anggota KTH Ciwareng yang namanya minta tidak disebutkan ini.

Dikatakannya, bibit hasil penyemaian yang diketahuinya yakni hanya bibit sengon saja. Sedangkan tanaman bibit lainnya hasil membeli atau bibit yang sudah tumbuh bukan hasil penyemaian dari benih atau biji.

Sementara itu keterangan dari ketua KTH Pamaringinan desa Payung yang juga dapat bantuan program KBR yakni Emon Roheman mengatakan. Program KBR pada dasarnya yakni sebagai edukasi atau pembelajaraan bagi anggota kelompok  tani dan juga masyarakat. Untuk mengetahui bagaimana tata cara melakukan penyemaian benih bibit yang baik.

” Ya dari mulai cara memilih biji bibit yang bagus sampai dengan melakukan penyemaian dan memeliharanya hingga tumbuh dengan baik. Jadi kalau ada kelompok tani yang langsung beli tanaman bibit yang sudah jadi,lantas dimana letak pembelajaraannya.Menurut saya itu sudah menyalahi aturan program KBR.” tandas ketua KTH Pamaringinan ini.

Sementara itu, awak media berusaha untuk minta komentar atau tanggapannya kepada kuwu (Kades) Bayureja, Toto.Terkait bantuan program KBR untuk KTH Ciwareng dengan beberapa kali menghubungi melalui telepon Whats Appnya, namun sepertinya Toto tidak menanggapinya.

(Bisri).

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.