LSM Dampal Jurig Jabar Silaturahmi  ke Kelompok Tani Sinar Mulya di Desa Caringin

SUKABUMI, CYBERNEWSNASIONAL.COM – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dampit Peduli Lingkungan Jurang Rimba Gunung (Dampal Jurig) Jabar bersilaturahmi kepada Kelompok Sinar mulya Tani yang berada di Desa Caringin Kulon, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Kamis (22/09/2022).

Ketua Dampal jurig jabar bersama Kades Caringin kulon yang berada dilokasi bersama-sama melihat kelompok sinar mulya tani dengan pemberdayaan melalui budidaya ikan lele.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dampit Peduli Lingkungan Jurang Rimba Gunung (Dampal Jurig Jabar) Irvan Aziz memaparkan Dengan adanya sinergitas antara pihak Desa dan petani, pertumbuhan ekonominya harus dikembangkan melaui Dinas Peternakan sehingga keinginan Ketua Kelompok tani untuk mendapatkan limbah dapat dipertimbangkan oleh Dinas terkait untuk kemanfaatan limbah di wilayah Kabupaten Sukabumi.

“Sehingga catatan regulasinya harus jelas sesuai mekanisme yaitu kelompok-kelompok taninya ada dan terdaftar serta harus ada Memorandum of Understanding ( MoU ) atau kerjasama jangan sampai sudah dikasih peluang diselewengkan seperti dulu yang memang limbah diperuntukkan buat lele malah dimanfaatkan untuk dikonsumsi dan ini tidak amanah sehingga jangan sampai kebijaksanaan pak bupati dikotori oleh kita sendiri, “tandasnya.

Irvan menambahkan
dengan ada pemberdayaan lele ini apresiasinya bagus untuk menunjang program visi misi Bupati yaitu adanya sinergitas pemberdayaan antara masyarakat Pemerintah, LSM Akademi, Media, Aktivis sehingga kolaborasi ini manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat terutama kelompok tani ikan tersebut.

“Mudah-mudahan dengan kedekatan emosional dengan pemangku kebijakan hari ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi apa yang masyarakat inginkan dengan memanfaatkan limbah,” imbuhnya.

Ditempat yang sama Ketua Kelompok sinar mulya tani Desa Caringin kulon Jujun atau yang suka disapa kiming mengatakan, pemberdayaan ikan lele di wilayah Caringin kulon ini sudah berjalan 8 tahun dengan pengelolaan 40 kolam sehingga kami perhari harus menyediakan minimal 1 ton lele tetapi sementara ini paling seminggu 2 kali panen itu pun masih mengandalkan tambahan dari luar untuk mencukupi kebutuhan pasar, dikarena adanya keterbatasan pakan yang masih mengandalkan dari pelet.

“Kalau ini dari pelet saja sampai besar untungnya tidak ada apa-apanya buat petani sehingga harus ada pasokan pakannya melalui limbah dan kami berharap pada pihak-pihak terkait dapat membantu untuk mendapatkan limbah pembesaran ikan lele tersebut, ” pungkasnya.

(Azhari M)