SUKABUMI, Cybernewsnasional.com – Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) menggelar Seminar Nasional Pendidikan dan Launching penerimaan mahasiswa baru serta UMMI Daycare (Taman penitipan Anak dan Kelompok Bermain) Labschool PG PAUD UMMI, Senin (02/12/2024).
Kegiatan dilaksanakan di Auditorium Kampus Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) pada Senin 02/12/2024 dan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) RI, Dr.Fajar Riza Ul Haq, didaulat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Pendidikan di awal acara.
Kepada wartawan, Rektor UMMI Prof.Dr Reny Sukmawani, M.P mengungkapkan, kehadiran Wamendikdasmen ke kampusnya merupakan agenda Kunker yang sudah teragendakan jauh-jauh hari.
“Hari ini Pak Wamen, datang ke kampus UMMI. Selain beliau jadi bagian keluarga besar, Ia juga didaulat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Pendidikan,” ungkap Reny.
“Pak Wamen juga turut serta hari ini menghadiri Launching PCMB UMMI sekaligus gunting pita “UMMI Day Care”, sebagai “Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain”, yang merupakan Lab School PG PAUD UMMI,” tandasnya.
Sementara itu dalam sessi paparan Seminar, sosok Wakil Menteri kelahiran Sukabumi asli tersebut, membahas soal adanya disparitas mutu pendidikan dan adanya kesenjangan tingkat ekonomi masyarakat dalam mengakses pendidikan.
“Mulai sekarang coba hilangkan dikotomi pendidikan itu. Jangan lagi ada istilah negeri maupun swasta. Sekolah dimana pun sama saja, yang penting bisa menjaga mutu pendidikan,” papar alumnus MTs Yasti-Cisaat Angkatan ’92-’95 itu.
Walaupun baru satu bulan menjabat sebagai Wamen, Fajar yang juga anggota Badan Pembina Harian UMMI sekaligus Dosen Pasca Sarjana Ilmu Administrasi UMMI, sangat meyakini bisa menyelesaikan persoalan pendidikan yang dihadapi, asal mau bekerjasama.
“Kami percaya, meski persoalan pendidikan cukup berat, dengan kerja sama yang baik, kami dapat menyelesaikannya,” lanjut Fajar.
Fajar mengatakan persoalan pendidikan bisa diselesaikan dengan cara kolaborasi antar semua pihak, baik pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota maupun peran masyarakat dan orangtua siswa.
“Penyelesaian persoalan pendidikan di Indonesia membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, baik dari pusat, daerah, hingga masyarakat,” ujar Stafsus Mensesneg Pratikno ini.
“Masih banyak perbedaan kualitas pendidikan antar wilayah. Jika ini dibiarkan terus berlarut-larut, maka kualitas sumber daya manusia Indonesia akan menjadi masalah serius di masa depan,” ucap Fajar.
Oleh karena itu, Fajar mengaku telah menyiapkan langkah nyata dengan 10 rancangan program yang berfokus pada pembangunan pendidikan, di antaranya peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru dengan perhatian khusus kepada guru honorer yang belum tersertifikasi.
“Tahun depan (2025-red) kita sudah menyiapkan PPG untuk 800 ribu guru, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” tegas Fajar.
Melalui program-program tersebut, pihaknya berharap kesejahteraan guru akan meningkat dan secara bertahap masalah pendidikan di Indonesia dapat teratasi dengan lebih baik.
“Kesejahteraan guru dan kompetensi berbasis sertifikasi adalah prioritas kami, dan kami akan menyelesaikan persoalan ini secara berkelanjutan,” ujar Fajar.
Hal yang tidak luput dari sorotan adalah terkait kesejahteraan guru-guru honorer yang belum tersertifikasi, di mana penghasilannya hanya Rp 250 ribu atau Rp 300 ribu.
“Bagaimana mereka bisa sejahtera. Nah itu juga sudah masuk di dalam radar kajian kami. Tentu secara bertahap kami ingin menyelesaikan dan berkelanjutan,” tutup fajar dalam paparannya.
(A Zazuli)