Pungut Dana Partisipasi, Salah Satu Sekolah Negeri di Cirebon Diduga Lakukan Pungli

KABUPATEN CIREBON, Cybernewsnaaional.com – Dugaan Praktek pungutan liar (Pungli) yang terjadi dilingkungan sekolah terhadap siswa sepertinya terus terjadi. Berbagai cara dan trik dilakukan oleh oknum pihak sekolah agar bisa meraup keuntungan. Para oknum melakukannya secara halus yang dikemas melalui sumbangan sukarela atau dana partisipasi.

Demikian disampaikan aktivis anti korupsi Jawa Barat Sunan Rahmad yang mengaku miris. Karena menurutnya masih terjadi praktek pungli dilingkungan sekolah. Padahal menurutnya banyak aturan  dibuat pemerintah yang melarang satuan pendidikan melakukan pungutan liar terhadap siswanya.

” Namun aturan pemerintah yang melarang adanya pungutan liar dilingkungan satuan pendidikan terhadap siswanya sepertinya dianggap angin lalu saja oleh oknum pengurus di satuan pendidikan. Mereka tetap melakukan pungutan terhadap siswanya dengan berbagai macam kemasan” Ungkap aktivis anti korupsi Jawa Barat ini.

” Yang jelas praktek pungli bisa terjadi dimana saja, dan pelakunya bisa diproses sesuai hukum yang berlaku.” Tegasnya.

Masih menurut Sunan, bahwa salah satu ciri-ciri pungli, biasanya nominal uang yang diminta oleh pelaku itu sudah ditarget.

” Pungli beda dengan sumbangan atau partisipasi, karena nominal uang yang diberikan oleh penyumbang  ya semampunya dan tidak mengikat.” Tandas Sunan Rahmad.

Selaku aktivis Anti Korupsi,  Sunan Rahmad menyayangkan adanya dugaan  praktek  pungli yang terjadi di SMPN 1 Suranenggala Kabupaten Cirebon yang diduga dikemas melalui dana partisipasi yang ang akhir-akhir ini sudah menjadi perbincangan publik.

Menurut Sunan, dari informasi yang didapat dari sejumlah orang tua siswa SMPN 1 Suranenggala.Yang menyampaikan kepada dirinya bahwa mereka dipungut sebesar Rp.100 ribu per siswa. Dengan dalih katanya untuk perbaikan lapangan yang berada di sekolah tersebut.

“Ya informasinya seperti itu, orang tua siswa dipungut 100 ribu rupiah per siswanya dengan alasan untuk perbaikan lapangan sekolah.”Ujar Sunan kepada wartawan media ini beberapa hari lalu.

Demi keseimbangan informasi tersebut, awak media mencoba mengkonfirmasi kepada ketua komite sekolah SMPN 1 Suranenggala yakni Kadini. melalui pesan singkat ke nomer telepon pribadinya melalui Whats App (WA), Selasa (31/01/2023).

Perlu diketahui, selain sebagai Ketua Komite SMPN 1 Suranenggala, Kadini juga masih menjabat Kadisdik Kota Cirebon.

Diakui oleh Kadini, bahwa pihak sekolah melakukan penarikan biaya sebesar Rp.100 ribu per siswa. Dan biaya tersebut dibenarkan untuk perbaikan lapangan yang berada  di SMPN 1 Suranenggala.

Meski demikian Kadini juga memberikan alasan bahwa penarikan Rp.100 ribu tersebut adalah sebagai dana partisipasi dari orang tua siswa melalui hasil musyawarah bersama.

” Dan Alhamdulillah atas kesepakatan komite dan orang tua siswa. Sampai saat inipun partisipasi sifatnya suka rela bagi yang mau dan tidak dipaksakan.”Jawab ketua komite SMPN 1 Suranenggala ini.

Saat disinggung, kenapa jika itu disebut partisipasi tapi nominal uang yang diminta kepada orang tua siswa itu nilainya sudah ditentukan.
Kadini kembali menjawab dengan mengatakan.

“Itu hasil kesepakatan pada saat rapat dan disetujui oleh semua orang tua siswa. Dan ada berita acaranya, kalau ada yang mau berpartisipasi lebih kami terima.” Balasnya.

Saat ditanyakan berapa anggaran yang sebenarnya untuk perbaikan lapangan itu. Dan berapa luas dari lapangan milik SMPN 1 Suranenggala itu.

Kadisdik kota cirebon tersebut  menjawab bahwa ia akan menanyakan dulu ke pihak SMPN 1 Suranenggala.
Namun hingga berita ini diterbitkan Kadini tidak memberikan jawabannya.

Sementara itu, saat wartawan media ini berusaha untuk konfirmasi kepada kepala SMPN 1 Suranenggala, H.Yusup, Selasa (31/01/2023).
Namun menurut guru piket yakni Norma mengatakan bahwa kepsek sedang tidak ada begitu juga dengan para wakasek.

Meski demikian, Norma memberikan nomer WA wakasek humas yakni Agus.
Akan tetapi nomer WA Agus sepertinya tidak aktif, terbukti ketika dikirimkan beberapa pertanyaan terkait adanya dugaan  pungutan liar Rp.100 ribu kepada siswanya. Terlihat hanya centang satu saja.

Dari keterangan yang didapat dari sejumlah siswa SMPN 1 Suranenggala menyebutkan bahwa diantara mereka ada yang sudah bayar dan juga yang belum.

“Tapi harus bayar Rp.100 ribu pak dan benar katanya untuk perbaikan lapangan.”Jelas sejumlah siswa yang saat itu sedang bergerombol disamping mushola milik SMPN 1 Suranenggala.

Dari informasi yang didapat wartawan media ini menyebutkan jika jumlah siswa SMPN 1 Suranenggala ada sekitar 940 siswa.

***(Bisri)***