Bekasi, MCNN.Com – Memasuki musim penghujan petani di Pebayuran, kabupaten Bekasi mengalami kecemasan.
Hal ini terjadi dikarenakan bidang sawah yang mereka garap kerap di landa banjir sehingga lahan tidak bisa ditanami padi.
Ada beberap wilayah pertanian yang menjadi langganan banjir dimusim penghujan diantaranya, desa Kertajaya, desa Karanghaur, desa Bantarsari, desa Karang Patri dan sebagian di desa Bantarjaya.
Dua aliran sungai baik itu sungai sekunder maupun tersier keadaanya sangat menghawatirkan.
Tanaman eceng gondok nyaris menutupi permukaan irigasi di sepanjang desa Bantarjaya.
Hal yang sama terjadi pada aliran sungai tersier ( sungai kecil – red) kurangnya perawatan pematang sungai ditambah sedimentasi lumpur sehingga ketika terjadi luapan akibat hujan lebat, sungai sudah tidak bisa lagi menampung debit air hujan dan mengakibatkan banjir.
Ketika diminta tanggapanya Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian kabupaten Bekasi, Nayu Kulsum menyampaikan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan pihak Pekerjaan Umum ( PU ) untuk mengeruk dan memperbaiki bantaran kali yang rusak.
” Memang kami ( Dinas Pertanian – red) kurang anggaran dalam proses perbaikan irigasi pertanian, tapi kami akan koordinasi dengan pihak terkait untuk bekerja sama dalam perbaikan dan pengerukan irigasi di Pebayuran, ” jelasnya ( 25/10/2020).
Nayu pun menambahkan, ” untuk sawah bengkok ( sawah kas desa -red) pihak desa bisa menggunakan anggaran yang pada desa untuk perbaikan bantaran dan pengerukan lumpur ” jelasnya ketika dihubungi wartawan MCNN.Com.
Beliupun berjanji akan melihat bidang sawah yang sering banjir akibat dangkalnya aliran sungai dan rusaknya bantaran sungai.
” Ya nanti kami dan penyuluh akan mengecek daerah mana saja yang sering banjir, ” tanbahnya.
Sementara itu tokoh tani di Pebayuran H. Sardi mengatakan, perbaikan saluran irigasi merupakan kebutuhan petani dalam kegiatan bercocok tanam dan petani berterima kasih jika itu di realisasikan ( perbaikan dan pengerukan-red),
Akan tetapi H. Sardi pun menyikapi masalah langkanya pupuk dipasaran yang menyusahkan petani dalam proses pemupukan sawahnya.
” Irigasi diperbaiki bagus, tapi lihat juga dong masalah pupuk yang langka dipasaran dan kalaupun ada harganya melangit, seharusnya dinas petanian turun langsung untuk memeriksa supply pupuk ke masyarakat, jelasnya ( 25/10/2020).
Beliaupun menambahkan , kebijakan pemerintah mengeluarkan subsidi pupuk melalui kartu tani dinilai tidak effektif.
-” Banyak petani yang tidak terdaftar pada Sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (eRDKK) untuk penerimaan pupuk subsidi dan karru tani dan pemerintah terkesan terburu – buru sehingga pelaksanaanya carut marut, ” keluhnya.
Hal senada dikatakan oleh kepala desa Bantarjaya, ” banjir yang sering melanda persawahan di Bantarjaya salah satu penyebabnya adalah menyempitnya irigasi diperbatasan Bantarjaya dan kelurahan Kertasari akibat Water tunnel ( gorong – gorong – red) mengalami kerusakan.
” sebenarnya lahan produktif tidak pernah banjir kalau gorong – gorong yang berada di perbatasan Bantarjaya dan Kertasari segera diperbaiki, ” jelas Abu Jihad.
Dari pantauan wartawan MCNN.Com ada beberapa wilayah persawahan di Pebayuran yang sering mengalami kebanjiran diantaranya daerah Kebun Tebu dan kampung Selang di desa Bantarjaya sedangkan wilayah lainnya sepertj di persawahan desa Karang Patri, Karang Haur, Bantar Sari, dan beberapa wilayah pesawahan yang ada di kecamatan Pebayuran lainya. *( Apen)