Pemkot Jakut Ajak Perguruan Tinggi Gerakan 3M

Jakarta. MCNN – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara mengajak perguruan tinggi untuk menanamkan kebiasaan baru gerakan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Gerakan 3M ini merupakan upaya dalam pencegahan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) selama belum ditemukannya vaksin.

Wali Kota Administrasi Jakarta Utara Sigit Wijatmoko mengatakan, usia produktif seperti mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi kampus rentan terhadap penyebaran Covid-19 dengan status pembawa (carrier) atau orang tanpa gejala (OTG). Untuk itu kebiasaan baru 3M perlu dijadikan gerakan masif agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Hari ini kami melaksanakan dialog dengan seluruh perguruan tinggi se-Jakarta Utara secara virtual. Kita ingin mengajak stakeholder dan pemangku kepentingan untuk sama-sama melakukan gerakan perang melawan Covid-19 dengan cara memasifkan gerakan 3M,” kata Sigit, saat ditemui di Ruang Fatahillah, Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara, Kamis (27/8/2020 )

Pinta Sigit, setiap pertemuan pembelajaran jarak jauh (PJJ) antara dosen dan mahasiswa turut menyampaikan pesan gerakan 3M. Diharapkan dengan adanya penyampaian pesan ini seluruh mahasiswa dapat mejadikan gerakan 3M sebagai kebiasaan baru dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

“Kita ingin setiap kampus melakukan gerakan 3M secara massif meskipun poses belajar masih dilakukan secara virtual. Setiap interaksi antara dosen dan mahasiswanya kami meminta memberikan pesan-pesan menumbuhkan kebiasaan baru 3M. Insyaallah kalau gerakan 3M ini sudah berjalan dan menjadi kebiasaan, apalagi kita ketahui pemuda (mahasiswa) adalah pelopor dan penggerak bangsa, kita optimis Jakarta Utara semakin cepat merdeka dari Covid-19,” ungkapnya.

Di lokasi yang sama, Pembantu Ketua III Bidang Ketarunaan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Soleh Uddin memastikan, aktivitas pembelajaran bagi taruna-taruni mengacu pada kebijakan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta. Meski mayoritas pembelajaran masih diberlakukan secara virtual, namun beberapa sistem pembelajaran yang dilakukan secara langsung turut menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

” Protokol kesehatan itu di antaranya penyediaan fasilitas wastafel lengkap dengan sabun cuci tangan, wajib mengenakan masker dan membatasi 50 persen kapasitas kelas dan asrama. Bahkan dalam pelaksanaan pembelajaran secara langsung itu, taruna-taruni wajib mengikuti tes cepat massal (rapid test) yang dilakukan secara berkala setiap dua pekan,” kata Soleh Uddin.

Ia menambahkan “Tentunya setiap aktivitas pembelajaran baik secara virtual maupun langsung turut kami sampaikan pesan gerakan 3M kepada seluruh taruna-taruni bahkan orang tua. Kami juga menerapkan sanksi administrasi apabila taruna-taruni melanggar protokol kesehatan seperti tidak mengenakan masker atau berkerumun. Sanksi administrasi ini kami terapkan sebagai upaya agar 3M ini menjadi kebiasaan baru bagi kita semua,” tutupnya.
( Sunarno )