KOTA TANGERANG, Cybernewsnasional.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mulai mengoperasikan mesin pengolahan sampah dengan Teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Neglasari Kota Tangerang, Senin (9/12/24).
Seperangkat mesin RDF ini secara resmi diluncurkan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang Dr. Nurdin dan Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Vinda Damayanti Ansjar didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang.
Selain meluncurkan pengolahan sampah menjadi RDF, dalam kesempatan yang sama dilakukan Penandatangan MoU Pemkot Tangerang dengan Perusahaan Solusi Bangun Indonesia (PT. SBI) terkait kerja sama pembelian bahan bakar RDF yang nantinya dihasilkan dari proses pengolahan sampah.
Pj Wali Kota Tangerang Dr. Nurdin mengungkapkan, ini adalah salahatu bentuk transformasi pengolahan sampah di Kota Tangerang berbasis masyarakat dengan strategi hulu-hilir, sehingga sampah ini menjadi bagian dari potensi ekonomi masyarakat.
“Ini (Mesin RDF) adalah bagian dari strategi hilirnya, melengkapi upaya pengolahan sampah di kota Tangerang yang sudah dilakukan untuk pembangkit listrik tenaga sampah, sambil menunggu pembangkit listrik tenaga sampah jalan, Kita melakukan upaya pengolahan sampah menjadi bahan bakar padat atau sering didengar dengan RDF,” Ungkap Dr. Nurdin.
Setelah pengoperasian Mesin RDF di TPA Rawa Kucing, PJ. Wali Kota Tangerang akan mengembangkan terus mesin tersebut ke wilayah-wilayah di 13 kecamatan yang ada di Kota Tangerang. Sesuai dengan amanat Perda Kota Tangerang nomor 12 tentang pengelolaan sampah, bahwa yang dibuang ke TPA itu adalah Residu.
“Jadi sebelum dibuang ke TPA, sampahnya diolah dulu di TPST Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, dan Saya mewujudkan apa yang diamanatkan oleh Perda tersebut supaya ada TPST,” Kata Nurdin.
“Nah TPST Kita ini Saya memilih teknologi RDF hari ini, disamping yang sudah berjalan TPST 3R, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu yang sudah berjalan ada di wilayah-wilayah, nanti yang sudah ada di wilayah Kita revitalisasi lagi supaya bisa berjalan dengan maksimal,” Sambung PJ. Wali Kota asal Aceh tersebut.

Nurdin menjelaskan, kapasitas produksi mesin RDF mampu menghasilkan 20 Ton/hari dengan 1 line mesin. Di tahun 2024 ini, menurut Pj. Wali Kota menyiapkan 3 line mesin sehingga diharapkan dapat menghasilkan 60 ton RDF yang dihasilkan per harinya, dan untuk tahap awal dilakukan 20 ton per line.
“Nanti RDF ini akan diambil sebagai bahan bakar untuk co-pairing di pabrik-pabrik Solusi Bangun Indonesia, dan saya berharap ini menjadi bagian dari solusi Kita mentransformasi pengolahan sampah di Kota Tangerang,” paparnya.
Dengan Strategi Hulu ke Hilir yang dipaparkan oleh PJ. Wali Kota Tangerang, Mesin RDF sebagai penaganan di Hilir. Dr. Nurdin juga telah menyiapkan strategi penanganan sampah di linkungan masayarakat sebagai hulunya. Dengan memaksimalkan pengurangan sampah dari sumber, PJ. Wali Kota mendorong untuk delegasi pengurangan sampah ke wilayah.
Nurdin menyebut, armada seperti bentor dan sumber daya manusia serta anggaran akan diturunkan ke wilayah agar nanti pengelolaan akan menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan menjadi lebih efektif dalam pengelolaan sampah.
“Kemudian Saya ingin mendorong Pengurangan TPS, bahkan saya harap TPS di lingkungan tidak ada lagi, dengan cara mensinkronkan antara jadwal pembuangan sampah dengan pengangkutan yang langsung ke TPST, dan Saya maksimalkan lagi pemilahan sampah di rumah tangga dan menghidupkan kembali bank-bank sampah di wilayah,” terang Nurdin.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Manufacturing Solusi Bangun Indonesia Soni Asrul Sani menyatakan, pasca MoU akan dilanjut dengan Penandatangan Kerja Sama (PKS). Yakni, mengkaji dan menyatakan kesepakatan soal harga hingga urusan lainnya dengan hasil olahan sampah RDF tersebut.
“Pj Wali Kota tadi menyebutkan harga Rp400 per kilo hasil RDF. Sejauh ini, jika 20 ton RDF bisa dihasilkan semuanya akan ditarik atau dibeli Solusi Bangun Indonesia. Ini yang masih akan disepakati saat penandatangan PKS nanti,” katanya.
“Kami sangat berharap kinerja atau kerja sama ini dapat terlaksana dengan baik. Sehingga, terus berlanjut untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Tangerang. Semoga kerja sama ini dapat memberikan inspirasi untuk daerah lainnya,” harap Soni.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Tangerang Wawan Fauzi menuturkan, soal pengurangan sampah secara komperhensif TPA Rawa Kucing juga menambah debit Sedekah Kompos ke 13 kecamatan. Dalam hal ini, juga dapat dimanfaatkan masyarakat Kota Tangerang secara gratis.
“Mesin RDF yang dioperasikan tak hanya mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar. Tetapi memilah dan mengolah sampah organik menjadi kompos dengan kisaran 2,5 ton kompos setiap harinya. Ini yang dibagikan secara cuma-cuma ke wilayah atau masyarakat umum,” jelasnya.
Lanjutnya, di 2025 akan adanya pelimpahan kewenangan terkait pemilahan di sumber. Yaitu, pembentukan bank sampah di 2 lokasi per kelurahan.
“DLH Kota Tangerang juga akan melakukan penyerahan dua bentor dan dua gerobak beserta petugas dan anggarannya ke 104 kelurahan di Kota Tangerang, lewat masing-masing kecamatan,” jelasnya. (Ups)