Museum Sri Asih Pakidulan di Sukabumi Diresmikan

Sukabumi. MCNN – Beberapa waktu yang lalu, Penemuan fosil Hiu Purba atau Megalodon di Desa Gunung Sungging Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat  menuai perhatian masyarakat luas dan berbagai ahli kelautan. Dalam rangka melestarikan warisan purbakala tersebut, telah didirikan Museum Sri Asih Pakidulan dan hari ini diresmikan (25/2/2021).

“Beberapa Fosil yang sudah ditemukan dan terdata jumlahnya ada 500 buah, terdiri dari Fosil gigi hiu atau Megalodon, moluska jenis kerang, keong, tulang paus, hingga ambergris atau muntahan paus.” Ungkap Nanang, Kepala Desa Gunungsungging kepada wartawan.

Lanjut dia, untuk ukuran fosil Megalodon bervariatif. Yang terkecil berukuran 1 centimeter dan terbesar 15 centimeter. Untuk moluska juga bervariatif.

“Nama Museum mini Sri Asih Pakidulan ini ada makna tersendiri. Sri Asih maknanya dengan adanya musium ini kita jalin silaturahim, ramah dalam pelayanan, serta peduli terhadap sesama, peduli terhadap lingkungan, sumber daya alam yang ada, sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya warga Desa Gunungsungging,” tukas Nanang.

“Sedangkan Pakidulan, maknanya identik dengan keberadaan Museum di selatan. Bahasa sundanya Pakidulan. Meskipun tidak terlalu besar, namun Museum Sri Asih Pakidulan yang lokasinya ada di samping kantor Desa Gunungsungging terbilang cukup unik,  dengan Ukuran mini Museum itu 8×6 meter dengan luas 48 meter persegi. Musium ini akan buka setiap hari untuk masyarakat umum,” ujar Nanang.

PLT Camat Surade Ukat Sukayat mengatakan berdirinya Museum Sri Asih Pakidulan merupakan bukti kepedulian pemerintah.

“Alhamdulillah hari ini telah diresmikan dan dibuka Museum hewan laut Purba. Banyak barang hewan laut purba yang bisa dilestarikan, juga nantinya sebagai wisata edukasi. Ini  membuktikan bahwa di Kecamatan Surade ada jejak kehidupan hewan laut purba,” pungkas Ukat. (Achmad zazuli).