KOTA TANGERANG, MCNN – Kekhawatiran akan ketergantungan penggunaan gadget di kalangan generasi muda, menginisiasi para pegiat permainan tradisional Ketapel (bandring/bandil/slepetan) yang bernaung di bawah komunitas Jahrey Slingshot dan Banten Bandil Club (BBC) menyelenggarakan kompetisi terbuka Ketapel di Umakite Cafe Tangerang, Jl. Prabu Siliwangi no.21 Jatiuwung, Kota Tangerang pada Sabtu, 20 Juni 2020.
Sesuai pantauan MCNN, nampak antusiasme peserta sungguh luar biasa, bahkan selain peserta dari Banten juga hadir dari Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Indra berharap kegiatan permainan ketapel ini mendapat dukungan dari semua pihak, serta kompetisi ini bisa diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia sehingga melalui kompetisi-kompetisi seperti ini bisa meningkatkan antusiasme dan animo masyarakat lebih luas lagi.
Sementara itu Andrie Andrea Ari dari Banten Bandil Club berharap dari kegiatan permainan tradisional seperti ini dapat menjalin silaturahmi lebih luas lagi, sehingga pemain bisa saling mengenal lebih dekat lagi dengan pemain dari daerah lain atau dari klub yang berbeda. Selain itu gairah perekonomian pengrajin Ketapel di seluruh daerah dapat lebih menggeliat lagi.
Dirinya juga menjelaskan kepada media terkait catatan sejarah ketapel.
” Zaman dahulu Ketapel digunakan sebagai alat untuk berperang. Salah satu kisah yang mengingatkan pada ketapel adalah kisah Nabi Daud melawan Goliath. Bahkan ahli sejarah pernah menemukan bola-bola batu sebesar kurang lebih bola tenis dalam jumlah banyak yang ditemukan dalam sebuah situs, bola batu ini dipercaya sebagai peluru ketapel pada masa Yunani dan Romawi,” jelasnya.
“Di Indonesia ketapel dikenal sebagai permainan tradisional yang melegenda. Di beberapa daerah dikenal dengan nama Bandring, Bandil, Slepetan atau Tepel, biasanya dibuat dari dahan pohon bercabang berbentuk huruf Y. Kemudian pelontarnya dibuat dari karet ban bekas dengan peluru batu atau tanah liat yang dibentuk bulat.”pungkasnya. (Mardhianes).