Kirab Mahkota Binokasih: Mempererat Hubungan Budaya antara Ciamis dan Sumedang

Budaya Sunda
Mahkota Binokasih Sanghyang Pake tiba di Ciamis.

CIAMIS, Cybernewsnasional.com – Dalam upacara megah yang dipenuhi dengan nuansa keagungan dan kekayaan budaya, Mahkota Binokasih Sanghyang Pake tiba di Ciamis. Dalam dua hari perjalanan ini, Mahkota tersebut diserahkan kepada Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis dalam sebuah acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Rd.Luky Djohari Soemawilaga dan Rd.Endy Setiaji.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia, Mahkota Binokasih tidak hanya merupakan simbol kehormatan, tetapi juga menjadi media untuk menyambungkan silaturahmi antara wilayah-wilayah tersebut.

“Dengan adanya Mahkota Binokasih, kita satu rumah semuanya satu atau sadulur. Identitas kita adalah sama, yaitu urang Sunda,” katanya. Rabu (17/04/2024).

Dirinya juga menjelaskan lebih lanjut bahwa Mahkota Binokasih Sanghyang Pake, yang memiliki nilai sejarah yang kaya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Kabupaten Ciamis dan Karaton Sumedang Larang. Kirab Mahkota Binokasih sendiri merupakan bagian dari peringatan hari jadi Kabupaten Ciamis ke-381 dan Kabupaten Sumedang ke-445.

Perjalanan Kirab Mahkota Binokasih dimulai dari Museum Prabu Geusan Ulun di Kabupaten Sumedang, mengunjungi pusat Kerajaan Galuh di Kabupaten Ciamis, dan akan melanjutkan ke Kabupaten Bogor sebagai pusat Kerajaan Pajajaran. Dengan tujuan mengenang sejarah dan spirit mahkota tersebut, kirab ini juga bertujuan untuk memperingati kedamaian di tatar Sunda.

Budi Kurnia juga berharap dengan adanya perayaan ini, diharapkan nilai-nilai falsafah leluhur orang Sunda dapat tetap terjaga dan dikenali oleh generasi muda. Kirab Mahkota Binokasih tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga menjadi momentum penting dalam menjaga dan merawat warisan budaya yang kaya akan sejarah.

Sesampainya Mahkota Binokasih di Astana Gede Kawali, sebuah tarian memukau menyambut kedatangannya sebelum mahkota itu disimpan dengan hormat di Paseban Kawali. Malam itu, suasana semakin memikat dengan penampilan tarawangsa dan tawasulan yang memukau, sebelum mahkota itu diantarkan ke pendopo dalam sebuah penghormatan yang megah.

Ketika tiba di Panjalu, peserta kirab disambut dengan antusias oleh masyarakat dan jajaran Porkopincam sekitar pukul 9.00 pada hari Rabu, 17/24. Di aula Desa Panjalu Hariyang Kuning, prosesi penyerahan dan penerimaan Mahkota Binokasih dilaksanakan dengan penuh khidmat sebelum mahkota itu dibawa ke Bumi Alit untuk upacara selanjutnya.

Setelah prosesi di Bumi Alit selesai, Mahkota Binokasih beserta benda-benda pusaka lainnya akan dirayakan dengan sebuah kirab menuju Makom Prabu Boros Ngora yang terletak di tengah-tengah Situ Lengkong. Perjalanan mereka akan melalui rute yang menakjubkan, melewati Nusa Pakel dengan menyeberang Situ/Danau menggunakan perahu yang disiapkan khusus. Setelah perjalanan yang mengesankan selama sekitar satu jam, Mahkota Binokasih akan beristirahat di area Nusa Pakel sebelum melanjutkan perjalanan kirab menuju kabupaten Bogor yang dinanti-nantikan oleh banyak orang.

***(R.Gumilar)***

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.