Kepala Dinas Perkebunan dan Pertanian Sulbar Adakan Kunker ke PKS

PKS-Cybernewsnasional.com

PASANGKAYU, MCNN.Com – Dalam rangka mengevaluasi kemitraan antara petani dan Perusahaan Kelapa Sawit (PKS) yang dijembatani oleh APKASINDO untuk memastikan tentang faktual areal terhadap semua PKS di wilayah Sulawesi Barat terutama bagi pabrik yang baru berdiri.

Kepala Dinas perkebunan dan pertanian bersama rombongan mengadakan kunjungan kerja ke semua wilayah Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) se Sulbar.

Kunker-Cybernewsnasional.comDalam pertemuan yang berlangsung pada tgl 29 Agustus di Tribun PT.Suryaraya Lestari-1 itu, dihadiri juga oleh Kepala Dinas Perindustrian & Perdagangan Aripudin ST, Kepala Dinas Perhubungan Ir.H.Amir M.Mp,Kepala Dinas Peternakan Kabupaten pasang kayu Mujadid SE,Kepala Dinas Tenaga Kerja Mansur SE.

Hadir juga Ketua DPW APKASINDO propinsi Sulawesi Barat, Andi Kasrudin Raja Muda, Ketua APKASINDO versi pasang kayu Sukidi SE, dan beberapa kepala Desa dan semua ketua WKAK ( wadah antar kerja kelompok tani ) se-wilayah Sardadu Baras.

Sumbar-cybernewsnasional.comPada kesempatan itu Administratur PT.Surya Raya Lestari 1, M.Tugiran selaku tuan rumah dalam sambutannya mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Dinas bersama rombongan yang telah dapat berkunjung ke tempatnya dan memastikan bahwa pertemuan yang sedang berlangsung telah memenuhi standar protokol kesehatan covid 19.

Lebih jauh dalam pemaparannya Administratur PT.surya raya lestari 1 menjelaskan tentang beberapa keberhasilan yang telah di capai dan program yang telah dijalankan terhadap masyarakat terutama petani kelapa sawit yang tersebar di lima kecamatan yaitu kecamatan Sarudu, Dapurang Doripoku, Baras dan kecamatan karossa, hal ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan supaya masyarakat lebih sejahtera.

Salah satu diantaranya,adalah atas kerjasama perusahaan dan LKM ( lembaga Keuangan Mikro ) petani bisa mendapatkan pinjaman dana untuk biaya perawatan dan pemupukan kebun.

Bagi warga masyarakat di luar petani plasma PT.Surya Raya Lestari 1 telah memberikan bantuan yang disebut IGA ( Income Genetatif Aktivtiy ) yaitu berupa bibit siap tanam dengan menggelontorkan dana senilai Rp,11 milyar tanpa bunga,kepada 106 kepala keluarga,dengan luas areal 4344 Ha.dan baru dapat dikembalian oleh petani sebesar Rp.6 milyar.

Dari 106 KK tersebut sebagian masih aktif dan sebagian lagi sudah menjual TBS nya ke pabrik lain. Disamping itu ada juga petani binaan perusahaan berupa swadaya dengan luas areal 12877 Ha.

Jika dilihat dari perjanjian awal yang ditandatangi bersama dengan kelompok tani, lalu dibandingkan dengan apa yang terjadi dilapangan saat ini jauh dari apa yang disepakati, untuk itu ungkapnya, jika perusahaan pada sewaktu waktu dalam kondisi tertentu tidak bisa mengikuti hasil penetapan harga TBS itu karena semua tandan buah segar ( TBS ) sudah di bayar chas tanpa ada perjanjian untuk mengikuti harga yang ditentukan oleh tim.

Petani bebas memilih dan menentukan transaksi jual beli kepada semua PKS yang ada.
Bahkan bila perlu, jika petani yang merasa dirugikan dengan harga pembelian yang diberlakukan, maka sebaiknya tidak membawa TBS ke PT Surya Raya lestari 1, Permentan bisa dijalankan apabila petani kembali menjalin hubungan kemitraan.

Sementara itu kepala Dinas perkebunan & pertanian propinsi Sulawesi Barat Ir.H.Abd.Waris Bastari MSI dalam sambutanya membenarkan apa yang disampaikan oleh Administratur PT.Surya Raya Lestari I, melihat kondisi dilapangan dengan banyaknya timbangan ( pembeli buah ) sepanjang jalan menunjukkan bahwa kemitraan yang selama ini di sepakati sudah tidak relevan lagi, karena sudah beruban menjadi transaksi jual beli secara bebas, wajar jika perusahaan tidak menjalankan Permentan.

Lebih-lebih saat ini tingkat kepercayaan perusahan kepada petani semakin berkurang karena adanya dualisme kepemimpinan organisasi petani (Apkasindo) yang sama-sama mengklaim diri sebagai pembela petani.
Lanjut Kepala Dinas,seharusnya petani merasa bersyukur atas program yang telah di jalankan oleh perusahaan yang dapat membantu masyarakat bukan sebaliknya kita semakin ingkar tidak mensyukurinya.

Menyinggung tentang adanya kelembagaan petani APKASINDO versi pasang versi pasang kayu sangat disayangkan karena sepengetahuannya di Indonesia hanya ada satu APKASINDO maka jika ada yang lain lagi masih sangat diragukan keabsahannya.

“Awalnya saya sangat senang mendengar ada kelembagaan petani yang bernama ASPEKPIR yang dipimpin oleh Budianto karena sudah dilantik bersama saya di Sumatra,tapi ternyata yang di bawa adalah APKASINDO baru, keberadaanya ini adalah masih abu-abu,” ujar Kepala Dinas.

Salah seorang petani bernama Alexander Rela sempat mempertanyakan tentang Apkasindo, kapan terbentuknya dan dimana dilantik katanya.

Sementara ketua Apkasindo Andi Kasrudin Raja Muda dalam sambutan singkatnya mengatakan, bahwa diangkatnya kembali sebagai ketua DPW APKASINDO propinsi Sulawesi barat periode 2020-2024, bukan atas kemauannya sendiri tapi semata-mata karena tuntutan kelompok tani yang merasa terjembatani dengan perusahan dan atas rekomendasi dari DPP APKASINDO pusat serta keberadaannya bukan untuk mengatur perusahaan tapi untuk menjalin hubungan kemitraan agar tidak ada yang merasa saling dirugikan.

Menjawab apa yang disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Andi Kasrudin Raja Muda, Ketua APKASINDO versi pasang kayu Sukidi SE, menjelaskan :

“Terbentuknya Apkasindo baru adalah sebagai jawaban atas kekecewaan sebagian petani terhadap kinerja Apkasindo yang dipimpin oleh Andi Kasrudin Raja Muda.”pungkasnya. (Msrn/Kml)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.