CIAMIS, Cybernewsnasional.com – Semangat kolaborasi dan inovasi menggema di kawasan wisata Jinju Asia Park, Cisaga, Kabupaten Ciamis, Rabu (28/5/2025). Sebanyak 150 pengelola dari 57 desa wisata se-Kabupaten Ciamis berkumpul dalam acara Jambore Pengelola Desa Wisata Kabupaten Ciamis 2025 yang digelar oleh Dinas Pariwisata setempat.
Acara ini bukan sekadar ajang temu, melainkan momentum penting untuk memperkuat sinergi antar desa wisata sekaligus meresmikan Forum Komunikasi Desa dan Kampung Wisata Galuh Ciamis (Fordeka Galuh Ciamis) sebagai wadah strategis dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Jambore dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, Ahmad Yani, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memajukan desa wisata. “Kesuksesan pengelolaan desa wisata sangat ditentukan oleh kemampuan berkolaborasi. Fordeka Galuh Ciamis harus jadi jembatan komunikasi yang aktif dan produktif,” ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kabid Destinasi Dedi Udeng Kusdiana, Ketua Fordeka Jawa Barat Deni Amar, Kapolsek Cisaga, serta Danramil Cisaga.
Agenda puncak jambore ditandai dengan pengukuhan pengurus Fordeka Galuh Ciamis, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut:
Ketua: Eman Sulaeman (Kades Gunungsari)
Sekretaris: Asep Saefullah
Bendahara: H. Soleh (Kades Panyingkiran)
Menurut Ketua Fordeka Jawa Barat, Deni Amar, pembentukan Fordeka di Ciamis merupakan tindak lanjut dari amanat Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat. Ia menilai struktur kepengurusan Fordeka Galuh Ciamis sangat potensial karena banyak diisi oleh kepala desa yang memiliki kewenangan langsung dalam pengambilan kebijakan di tingkat desa.
“Ciamis ini unik. Banyak kepala desa yang langsung terlibat dalam kepengurusan. Ini bisa menjadi model pengelolaan desa wisata yang efektif karena didukung penuh oleh pemangku kebijakan desa,” tegasnya.
Dengan terbentuknya Fordeka Galuh Ciamis, diharapkan desa-desa wisata di Kabupaten Ciamis dapat saling mendukung, berbagi pengalaman, dan bersama-sama memajukan potensi wisata lokal yang berkelanjutan.
***(R.Gumilar)***
