Disbudparman Kota Tangerang Optimalisasi Potensi Budaya

Disbudpar

KOTA TANGERANG, MCNN – Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pertamanan (Disbudparman) Kota Tangerang berupaya optimal dalam menggali cagar warisan budaya di Kota Tangerang. Pasalnya Kota Tangerang dikenal dengan keanekaragaman suku, budaya (Etnis), bahasa, agama dan kepercayaan serta adat-istiadat.

Demikian hal itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Budaya Disbudparman Kota Tangerang, Sumangku Getar, menurut dia perbedaan yang dibingkai dalam keragaman baik budaya maupun agama menyangkut aspek hubungan personal, hubungan sesama manusia, sedangkan keragaman agama menyangkut hubungan personal (individu) dengan sang penciptanya.

Untuk itu, permasalahan yang muncul biasanya bukan pada tataran keragaman, melainkan dalam tataran toleransi yang tidak dapat dihilangkan apalagi diabaikan dengan tujuan penelitian merujuk pada permasalahan utama yaitu menciptakan dan menemukan warisan cagar budaya sebagai icon di Kota Tangerang.

“Kita akan menggali marwah Kota Tangerang melalui budaya, yang akan melibatkan beberapa dinas untuk menggali cagar yang akan menjadi ciri khas budaya Kota Tangerang, dan mendorong itu sebagai warisan budaya yang akan tercatat secara nasional sebagai icon baru,” jelasnya, saat ditemui di ruangannya, Jum’at (23/10/2020).

Sumangku Getar

Dorongan masyarakat pun, menurutnya sangat penting dalam pergerakan kebudayaan yang akan melahirkan kebaikan optimalisasi potensi suatu budaya. Secara khusus penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu: 1. Memahami persepsi masyarakat (Tangerang) atas arti dan makna toleransi dalam hubungannya dengan keberagaman budaya. 2. Mengetahui bentuk atau wujud toleransi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijadikan model dan diterapkan di tempat lain.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif analisis. Teknik lapangan dalam bentuk pengumpulan data (wawancara mendalam berdasarkan daftar tanyaan yang dibuat untuk itu), diperlukan kerangka penghimpunan data informan yang kemudian dianalisis.

“Sekarang kan Kota Tangerang sudah punya warisan Budaya Nasional, yaitu Peh Cun. Tapi masih terus kita dorong diantaranya, beksi, seni tari, seni musik (Cokek), dan masih banyak lagi,” terang Mangku.

Keragaman etnis yang ada,  dengan adanya etnik Sunda, Betawi, Jawa, Cina dan etnik lain asal luar Pulau Jawa yang banyak tinggal di Tangerang. Dalam menyikapi keberagaman, selain menggali cagar budaya, salah satu keunikan masyarakat Tangerang dengan adanya istilah Cina Benteng yang dapat ditelusuri dari beberapa peristiwa budaya dengan melahitkan akulturasi kebudayaan seperti gambang kromong, cokek, dan adanya perkawinan campuran antara Cina Benteng dengan masyarakat pribumi setempat, sehingga terjadi peranakan yang melahirkan sikap toleransi pada adat kebiasaan budaya masing-masing.

“Ya, target kita dari adanya Cina Benteng, banyak adat istiadat atau prilaku yang dapat ditonjolkan, dan itu yang akan kita tunjukan dengan membuat pegelaran festival seni budaya kedepan, selain pagelaran festival yang biasa digelar kan ada budaya keramasan di Kali Cisadane dan bisa juga kita buat festival di Kampung Bekelir nantinya,” tandas Mangku.(Adv)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.