Dibalik Perubahan Warna Seragam, Ini Sejarah Singkat Satpam

Ragam Seragam Satuan Pengamanan (Satpam) (Foto dok. istimewa).

Cybernewsnasional.com — Belum lama ini ramai diperbincangkan terkait rencana perubahan warna seragam Satuan Pengamanan (SATPAM), dianggap kerap membingungkan masyarakat antara seragam Satpam yang mirip dengan seragam Polisi.

Walau belum setahun sejak diubah dari warna biru-biru untuk lapangan dan putih biru untuk Satpam Perkantoran/Ruangan menjadi Coklat muda senada dengan seragam polisi pada Agustus tahun 2020 lalu.

Dan pada tahun 2007 melalui Perkap no. 24 tahun 2007 tentang Satpam, mengatur penggunaan seragam pakaian sipil lapangan dan pakaian sipil harian dengan bentuk seragam Safari juga Jas berdasi.

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) berencana memperkenalkan seragam baru Satpam dengan warna krem pada HUT ke-41 Satpam.

“Tanggal 31 Januari ini rencananya akan digelar Hari Ulang Tahun Satpam ke-41 dan pada saat Hari Ulang Tahun Satpam tersebut akan diperkenalkan,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan saat jumpa pers di Kantornya, Kamis (13/01/2022).

Namun terlepas dari persoalan warna seragam Satpam, tahukah anda tentang sejarah terbentuknya Satpam dan siapa tokoh dibalik terbentuknya satuan pengamanan ini.

SEJARAH SINGKAT SATPAM.

Satuan pengamanan atau satpam resmi dibentuk pada 30 September 1980 melalui SKEP/126/XII/1980 tentang Pola Pembinaan Satuan Pengamanan.

Surat itu diterbitkan Jenderal Polisi Awaloedin Djamin yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) periode 1978-1982.

Latar belakang pembentukan satpam oleh Awaloedin Djamin karena melihat situasi yang berkembang saat itu dan terbatasnya jumlah anggota kepolisian dengan jumlah penduduk.

Selain itu, jualan jasa keamanan oleh geng preman elite di luar negeri adalah hal lumrah kala itu. Seperti Mafia Sisilia di negara Italia dan Yakuza di Jepang.

Mantan Kapolri ke-8 Awaloedin Djamin. (Foto dok. istimewa)

Namun Indonesia berpandangan lain. Kapolri Jenderal Awaloedin Djamin bersikap tak ingin keamanan Indonesia bergantung pada geng preman. Oleh karenanya ia membentuk Satuan Pengamanan (Satpam).

Kelak, Satpam jadi juru bantu polisi menjaga keamanan lingkungan terbatas.

Berkat jasanya tersebut, Awaloedin Djamin dikukuhkan sebagai Bapak Satpam dan pada 30 September diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Satpam Indonesia.

BIOGRAFI SINGKAT AWALOEDIN.

Awaloedin Djamin lahir pada 26 September 1927 di Padang, Sumatera Barat. Ia meninggal pada 31 Januari 2019 setelah dirawat di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Semasa hidupnya, ia juga turut memberikan motivasi dan penghargaan kepada orang-orang yang berkomitmen dalam memajukan harkat dan martabat Satpam di industri keamanan.

Melansir dari bppndik.com, Awaloedin mulanya mengenyam pendidikan tinggi di jurusan Ilmu Ekonomi pada 1949-1950. Lalu memutuskan pengabdiannya di Korps Bhayangkara dengan mengikuti pendidikan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada 1955.

Kemudian ia melanjutkan program Graduate School of Public and International Affair di Universitas Pittsburg, Amerika Serikat, dan meraih gelar doktor dari School of Public Administration, Universitas California Selatan, pada 1963.

Setelah menjabat sebagai Lektor luar biasa di PTIK pada 1964, karier Awaloedin beralih ke pembantu presiden, yakni sebagai Menteri Tenaga Kerja Kabinet Ampera (1966).

Semasa Kapolri Hoegeng, ia menjabat sebagai Deputi Pangkat Urusan Khusus (1968). Dua tahun berselang, Awaloedin resmi ditunjuk sebagai Direktur Lembaga Administrasi Negara.

Pada 1978, Awaloedin resmi dilantik sebagai Kapolri. Namun sebelum itu, ia terlebih dahulu menjabat sebagai Duta Besar Jerman Barat periode 1976-1978.

Pelantikannya sebagai Kapolri tersebut memiliki sejumlah tantangan yang berat karena berada di tengah kondisi keamanan di Tanah Air yang tidak menentu.

Meski demikian, Awaloedin berhasil melalui situasi sulit tersebut. Mulanya dilakukan dengan mempelajari situasi dengan seksama.

Jenderal lulusan ilmu administrasi itu lalu menerbitkan sejumlah kebijakan dalam rangka meningkatkan sistem keamanan di masyarakat. Ya, salah satunya pembentukan satpam.

Awaloedin sempat menjadi Dekan di PTIK pada tahun 1986, dan tutup usia pada 91 tahun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

(Ups)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.