Dengan Urban Farming, Daeng Jamal Ajak Masyarakat Ikut Serta Ciptakan Swasembada Pangan

Daeng Jamal menunjukkan hasil panen Jeruk Limau di lahan yang dikelolanya.

Jakarta, Cybernewsnasional.com – Kegiatan bertani/berkebun di tengah kota dengan memanfaatkan lahan sempit dan aneka tempat untuk bercocok tanam sayur dan buah atau dikenal dengan istilah urban farming banyak memberi manfaat dan dampak positif bagi masyarakat perkotaan, khususnya masyarakat DKI Jakarta.

Dampak positif inilah yang membuat Daeng Jamal memilih untuk berkebun di tengah kepadatan kota.

Tokoh masyarakat Jakarta Utara ini berpendapat, keuntungan dari kegiatan urban farming tidak hanya sekedar bisa memanfaatkan lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif saja, tapi juga berkontribusi untuk penghijauan kota.

Menurut Daeng Jamal, kegiatan berkebun berdampak terhadap ekologi, ekonomi dan edukasi. Ekologi karena berkontribusi pada penghijauan kota. Ekonomi karena ada nilai ekonomi dari hasil kebun. Edukasi karena bisa mengajarkan ilmu bercocok tanam kepada masyarakat, dari mulai pembibitan, perawatan hingga panen.

“Saat ini saya membentuk satu kelompok tani namanya Garda Bintang Timur (Poktan GBT). Lahan yang kami garap adalah lahan seluas 2 hektar yang kami pinjam dari salah satu perusahaan perhotelan,” ungkap Daeng Jamal kepada awak media, Kamis (16/2/2023) di kediamannya.

Bertani dengan metode konvensional dan modern, Daeng Jamal bersama Poktan GBT menanami lahan tersebut dengan berbagai jenis tanaman produktif, mulai dari sayur-sayuran, berbagai macam pohon buah-buahan, dan lain-lain serta membuat fasilitas green house untuk tanaman hidroponik.

Upayanya tidak sia-sia, Daeng Jamal dan Poktan GBT pun telah bekerjasama dengan Kementerian Pertanian Cq Balai Pertanian dan Teknologi Pertanian (BPTP) untuk menggunakan lahan yang dikelolanya sebagai lokasi penelitian para mahasiswa-mahasiswi dari berbagai universitas yang belajar tentang pertanian dan perkebunan.

Daeng Jamal juga mengajak masyarakat bertani dan berkebun untuk ikut berperan serta menjadi penghasil pangan dan mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari wilayah lain, sehingga dapat menciptakan swasembada pangan.

“Saya sudah ajak masyarakat melalui pengurus RW, bila ada tempat yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam, saya akan bantu membuat fasilitas tanaman hidroponik untuk sayur mayur. Saya ingin menggencarkan bercocok tanam metode hidroponik,” tuturnya.

“Tujuan utama saya adalah untuk membantu masyarakat. Terlepas saya nanti dikenal atau tidak, minimal saya sudah berbuat dulu bagi masyarakat. Ini tantangan bagi saya, saya akan berjuang,” pungkasnya. (KN)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.