JAKARTA UTARA, Cybernewsnasional.com – Dalam rangka proses transformasi mutu layanan yang menjadi fokus pada tahun ini banyak hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah optimalisasi pemanfaatan sistem antrean online di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Untuk itu diperlukan kolaborasi dengan rumah sakit, hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Jaminan Manfaat Rujukan BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Utara, Ayu Kusuma dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan IT rumah sakit terkait proses bridging dan kendala antrean online Mobile JKN.
“Fokus BPJS Kesehatan pada tahun ini adalah transformasi mutu layanan, pemanfaatan sistem antrean online menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan kepuasan peserta terhadap mutu layanan JKN. Tidak hanya implementasi antrean online yang harus kita optimalkan, ada beberapa indikator kepatuhan FKRTL terhadap kontrak yang harus dicapai,” ujar Ayu.
Ayu mengingatkan kembali bahwa pemanfaatan antrean online termasuk satu diantara tujuh indikator kepatuhan FKRTL terhadap kontrak dengan BPJS Kesehatan.
Tiga indikator berkaitan dengan sistem IT, yaitu updating sistem display ketersediaan tempat tidur, display tindakan operasi serta sistem antrean rumah sakit. Dan ketiga indikator tersebut terhubung dengan Mobile JKN dan berkaitan dengan sistem IT.
“Implementasi sistem tersebut menjadi salah satu penilaian di setiap akhir tahunnya untuk menentukan apakah FKRTL layak atau tidak untuk bekerjasama kembali. Bisa juga menjadi dasar penilaian apabila ada award FKRTL berprestasi. Selagi masih awal tahun, saya himbau untuk FKRTL menjalankan tiga poin indikator tersebut. Dan kembali kami sampaikan harapan agar FKRTL memperbaharui informasi yang ada di rumah sakit bahwa pasien JKN bisa berobat hanya dengan KTP, dan tidak dimintakan
untuk fotokopi, jadi peserta hanya menunjukkan KTP saja,” ujar Ayu.
Sampai dengan Februari 2023, dari 28 FKRTL yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Utara, ada sembilan FKRTL yang telah mengimplementasikan ketiga indikator terkait antrean, display operasi dan display
ketersediaan tempat tidur. Dan ada dua FKRTL yang belum menerapkan sama sekali, dan yang lainnya baru sebagian. Ayu berharap setelah pertemuan ini akan ada perkembangan dari implementasinya sehingga semua sistem dapat dijalankan di seluruh FKRTL.
“Kami sudah melakukan development terkait implementasi integrasi sistem antrean, display tindakan medis operasi dan display ketersediaan tempat tidur. Nantinya untuk pasien yang sudah mendaftar dari sistem Mobile JKN jika datang untuk berobat,
langsung kami arahkan ke anjungan mandiri dan bisa langsung scan. Dan jika mereka datang sesuai jadwal, maka bisa langsung bisa melakukan cetak SEP (Surat Eligibilitas Peserta) dan tidak perlu ke loket secara manual karena sudah ada jadwalnya,” ujar Rusliadi IT dari Rumah Sakit Pekerja.
Rusliadi juga menekankan bahwa tujuan dari implementasi antrean online adalah lebih cepat dari yang onsite dan tidak terjadi penumpukan pasien di rumah sakit. Makanya ia dan timnya akan mengoptimalkan implementasi integrasi sistem tersebut.
Rusliadi juga mempersilahkan bagi rumah sakit lain melakukan studi banding ke saya Rumah Sakit Pekerja untuk menerapkan hal yang serupa.
***(Sunarno)***