Apen Sodikin: Penyelenggara Pemilu Jangan Jadi Korban Pesta Demokrasi

Jakarta, Cybernewsnasional.com– Memori mengenai banyaknya anggota penyelanggara Pemilu yang meninggal dan sakit menjadi refleksi yang harus di cegah menghadapi pesta demokrasi pada tahun 2024 mendatang.

Perlu diketahui pada pemilu tahun 2019 sebanyak 900 anggota penyelanggara Pemilu meninggal dan 5000 lainya sakit. Hal ini diungkapakan oleh oleh Ketua Komisi Pemilihan Umam, Arief Budiman pada acara refleksi Pemilu 2019 ( dikutip Kompas).

Hal ini juga menjadi ajang diskusi antara beberapa Organisasi Masa dan Lembaga Masyarakat dengan KPUD DKI Jakarta pada acara Peningkatan Pemahaman Bidang Politik yang di gagas Kesbangpol DKI Jakarta dihotel Sunlake Jakarta, Rabu ( 23/11/2022).

Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi FKLMK DKI Jakarta, Apen Sodikin, SPd.SH mengatakan bahwa pelajaran yang berharga pada Pemilu 2019 jangan sampai terulang di 2024.

Banyak penyelenggara Pemilu meninggal dan sakit diakibatkan oleh kurangnya pemahaman teknis dilapangan sehingga membingungkan para penyelanggara Pemilu.

” Kita tahu tidak ada aturan baku untuk rekruitmen penyelenggara Pemilu khususnya tingkat TPS, seharusnya mereka harus melalui tahapan yang ketat ketika ingin menjadi anggota TPS mulai dari kopetensi pendidikan , riwayat kesehatan dan juga pengetahuan perihal rule di lapangan,” katanya.

Beliau pun menambahkan seharusnya pihak yang di berikan wewenang untuk penyelenggaraan Pemilu melakukan penyeleksiaan yang dituangkan dalam sebuah regulasi yang jelas.

” Kita tidak dalam rangka merendahkan masyarakat yang bertugas di tiap TPS , tapi sepantasnya mereka harus membekali diri dengan pengetahuan perihal Pemilu dan KPU/D juga harus tegas dalam membuat syarat pereikruitmenan anggota penyelenggata Pemilu khususnya anggota TPS,” tambanya.

” Bukan hanya faktor kelelahan akan tetapi tekanan Psikologis anggota TPS dalam hal ini sangat berat, jika salah bisa kena pidana kepikiran maka imunitas turun plus fisik lelah, bagimana tidak mati, walaupun takdir ditangan Tuhan tapi pengorbitnya kan banyak,'” tambahnya.

Sementara itu anggota KPUD DKI Jakarta, Tharmizi mengatakan, KPU akan selektif dalam rekruitment anhgota TPS dan penyelenggara Pemilu lainya pada penyelenggaraan Pemilu ditahun 2024, dengan cara menambahkan aturan aturan baru yang tertuang pada Peraturan KPU.

” Kita akan lebih selektif lagi, terutama pada unsur kesehatan, nantinya surat sehat dari dokter benar – benar melalui pemeriksaan yang komprehensif jadi ga asal – asalan“, katanya.* Sunarno

 

 

 

 

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.