Alumni dan Mahasiswa Kecam Premanisme di Kampus ITL Trisakti

JAKARTA, CYBERNEWSNASIONAL.COM Sekitar seratusan Alumni dan Mahasiswa Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti terlibat bentrok dengan oknum tidak dikenal di depan kampus ITL Trisakti, Kebon Nanas Jakarta Timur, Selasa malam (30/5).

Aksi yang awalnya ditujukan untuk mengembalikan posisi kampus ITL kembali ke dalam Yayasan Trisakti dihadang puluhan preman bayaran dari pihak Rektorat ITL Trisakti.

Korlap Aksi, Zulkarnaen menuturkan, “Kami datang dengan damai untuk menyampaikan hasil putusan Pengadilan PTUN nomor 407/G/2022/PTUN.JKT yang memenangkan Yayasan Trisakti. Dan berharap pihak Rektorat mau menyerahkan kembali pengelolaan kampus ITL Trisakti dibawah Yayasan Trisakti sesuai UU nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi”.tutur Zulkarnain

Lebih lanjut Zulkarnain menambahkan, “Masa jabatan Rektor ITL Trisakti, Tjuk Sukardiman telah berakhir Februari 2023 dan telah ditunjuk Pejabat Rektor sebagai penggantinya. Bahkan Yayasan juga telah melaporkan Tjuk Sukardiman ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan penggelapan keuangan ITL Trisakti selama beliau menjabat. Dan saat ini masih dalam proses penyidikan di Polda Metro”

Namun tanpa diduga ternyata pihak rektorat ITL Trisakti menyewa preman bayaran di dalam kampus dengan bersenjata lengkap yang siap untuk anarkis.

“Yang kami sayangkan mengapa orang yang sudah tidak lagi menjabat rektor bahkan kemungkinan menjadi tersangka, dengan angkuhnya menyewa preman untuk mepertahankan jabatannya. Sungguh tidak memiliki rasa malu” geram Zulkarnain.

Sementara itu, Wahyudin, Ketua Gugus Tugas Yayasan Trisakti, yang juga mantan Ketua Alumni STMT Trisakti 2010 – 2013 mengecam tindakan yang dilakukan oleh Tjuk Sukardiman yang mengakibatkan bentrok tadi malam (30/5).

“Kami yang terdiri dari Alumni dan Mahasiswa ITL Trisakti atau STMT Trisakti mengecam keras kejadian ini, karena benar-benar telah merusak nilai-nilai perguruan tinggi dengan mengedepankan kekerasan melalui massa bayaran”.ujar Wahyudin

Pihaknya berharap agar yayasan, alumni, mahasiswa dan rektorat mengedepankan dialog dan ketaatan hukum dalam menyelesaikan konflik ITL Trisakti, bukan dengan kekerasan.

“Kejadian ini harusnya bisa dihindari apabila pihak rektorat mau berdialog tentang bagaimana mengembalikan kejayaan ITL Trisakti seperti waktu masih menjadi STMT Trisakti. Bagaimana menyelamatkan ITL dari keterpurukan akibat kesalahan pengelolaan atau mismanagemet dan berbagai penyelewengan. Namun sangat disayangkan yang dikedepankan justru arogansi dan premanisme”. sesal Wahyudin.

“Karena itu kami berharap agar masih ada ruang dialog khususnya antar sesama alumni dan mahasiswa sehingga ITL Trisakti bisa kembali bangkit dan memperbaiki diri untuk menjadi perguruan tinggi terbaik di bidang transportasi” tutup Wahyudin.

(Eko C)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.