JAKARTA.Cybernewsnasional.com-Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88 AT) Polri mengungkap praktik masif rekrutmen anak-anak dan pelajar ke jaringan terorisme melalui media sosial. Lima tersangka dewasa yang berperan sebagai perekrut berhasil ditangkap dalam rangkaian operasi sejak akhir 2024 hingga November 2025.
Salah satu tersangka diketahui berafiliasi dengan ISIS dan memiliki rekam jejak keterlibatan dalam kasus terorisme. Para pelaku menjalankan aktivitas rekrutmen secara daring, tanpa pertemuan fisik.
“Para tersangka memanfaatkan dunia maya untuk menjangkau korban. Mereka tidak perlu bertemu langsung, tetapi proses rekrutmen tetap berjalan masif,” ujar Juru Bicara Densus 88 AT, AKBP Mayndra Eka Wardhana.
Modus dilakukan melalui akun dan grup media sosial, menargetkan anak-anak dan pelajar di hampir seluruh provinsi.
“Hingga saat ini, lebih dari 110 anak dan pelajar telah teridentifikasi menjadi korban rekrutmen,” kata Mayndra.
Ia menegaskan bahwa kelompok ini merupakan jaringan terorisme baru yang sengaja menyasar generasi muda.
“Ini adalah pola yang sangat terstruktur. Anak-anak menjadi sasaran utama karena mudah dipengaruhi melalui ruang digital,” tegasnya.
Polri kemudian mengimbau para orang tua untuk memperketat pengawasan aktivitas anak di internet.
“Kami minta orang tua lebih waspada. Awasi penggunaan gawai dan media sosial agar anak tidak terpapar ideologi berbahaya,” pungkas Mayndra.
( SNR)












